Pernah menyangka Jamur Tiram bisa
tumbuh di kamar mandimu? Tentu saja bisa. Suhu kamar mandi yang rendah serta
kelembabannya yang tinggi adalah kondisi ideal bagi pertumbuhan jamur apalagi
didukung intensitas cahaya yang relatif rendah. Bagi pemula yang ingin belajar
menumbuhkan jamur tiram hal yang harus diperhatikan adalah tekun, sabar, dan
selalu bekerja aseptis*. Untuk bisa bekerja secara aseptis tidaklah susah, hal
ini merupakan keterampilan yang akan semakin baik jika sering dilatih.
Untuk bisa melakukan penanaman
jamur, tentunya kita membutuhkan bibit jamur tiram serta media tanamnya yang
sudah disterilisasi. Disini saya akan berbagai pengalaman mengenai teknik
pembuatan media tanamnya, proses inokulasi (penanaman) hingga proses panen
jamur tiram. Alat-alat yang kita butuhkan untuk kegiatan ini adalah obeng,
bunsen, handsprayer, cincin, baglog, sendok semen/sekop, pengukus dan kompor.
Bahan pelengkap yang dibutuhkan meliputi karet gelang, plastik bening PP ukuran
17cmx40 cm dan kapas. Berikut salah satu komposisi media jamur tiram yang bisa
digunakan untuk membuat kira-kira 6 baglog berukuran 1 kg: Serbuk Kayu Gergaji
4 kg, Bekatul 0,8 kg, Kapur 0,1 kg, Gips 0,1 kg, dan TSP sebanyak 25 g.
Sebelum sampai pada proses
pembuatan baglog, bahan serbuk kayu gergaji harus kita preparasi terlebih
dahulu. Terkadang serbuk kayu gergaji yang kita peroleh berasal dari kayu yang
sudah diberi pengawet dan juga masih mengandung zat tanin yang masih tinggi.
Oleh karena itu, serbuk kayu yang demikian perlu direndam kurang lebih selama 2
hari agar pengawet dan taninnya dapat larut bersama air rendaman tersebut.
Sehari sebelum digunakan, serbuk kayu tersebut kemudian dikeringanginkan agar
tidak terlalu basah. Selain itu, pupuk TSP yang digunakan berbentuk tepung
halus, jika masih berbentuk granule bisa dibantu dengan menggilingnya hingga
halus.
Langkah pertama untuk membuat
baglog jamur tiram adalah penimbangan bahan-bahan seperti serbuk kayu gergaji,
bekatul, kapur, gips, serta tsp kemudian campur rata semua bahan. Langkah kedua
adalah pemberian air bersih ke media tersebut hingga kelembaban medianya
mencapai kira-kira 60%. Langkah ketiga adalah pemastian tingkat keasaman media
menggunakan kertas pH. pH media yang diharapkan adalah 6. Setelah hal ini
dilakukan, selanjutnya dilakukan pengemasan media ke dalam plastik PP masing-masing
berisi 1 kg media. Media tersebut dipadatkan dengan cara sedikit di benturkan
dasarnya ke lantai atau meja. Jika media sudah cukup padat, lalu diujung
plastik dipasang cincing baglog yang dikencangkan posisinya dengan karet gelang
lalu disumbat dengan tutup kapas. Kepala baglog yang terbuat dari kapas
dibungkus dengan kertas bekas agar tidak basah dan menghindari kontak langsung
kepala baglog dengan udara luar pasca sterilisasi. Dengan demikian baglog jamur
sudah jadi dan tahap selanjutnya adalah sterilisasi baglog.
Sterilisasi baglog dimaksudkan
untuk membunuh mikroorganisme kontaminan yang terkandung pada bahan media jamur
yang kita gunakan. Sterilisasi baglog dilakukan dengan melakukan perebusan
selama 8 jam menggunakan air bersih dan panas yang stabil. Setelah pengukusan,
keluarkan baglog dari kukusan dan letakkan pada tempat yang bersih dan aman.
Kini baglog yang dibuat telah steril dan siap untuk ditanam/diinokulasi.
Proses inokulasi merupakan
kegiatan penanaman isolat berupa bibit jamur tiram ke baglog yang sebelumnya
sudah disterilisasi. Dari semua tahap, tahap inilah yang memerlukan perhatian
ekstra karena kegagalan paling besar disebabkan gagalnya mengeksekusi tahap ini
secara benar. Namun hal ini memang perlu dilatih dan berpegang pada prinsip
‘ala bisa karena biasa’. Pekerjaan dilakukan secara aseptis di ruang yang
tertutup. Meja kerja disemprot dengan alkohol 70% dan dilap dengan kain
bersih/tissue. Nyalakan bunsen spiritus dan biarkan selama beberapa menit
sambil kita menyiapkan bibit dan baglog yang akan diinokulasi. Bibit jamur
dikemas dalam botol kaca bekas saus. Bibit jamur tiram putih biasanya terbuat
dari jagung pipil, dan ketika telah ditumbuhi oleh miselia jamur tiram,
butirannya akan cukup sulit untuk dipisahkan. Untuk itu, kita dapat memisahkan
butirannya dengan bantuan obeng. Obeng yang digunakan terlebih dahulu
disterilkan dengan alokohol 70% kemudian dipanaskan di atas bunsen. Biarkan
hingga cukup dingin kemudian gunakan obeng itu untuk mengorek bibit jamur tiram
tersebut hingga mudah untuk dituangkan. Jika sudah gunakan bibit tersebut untuk
menginokulasi baglog steril tadi. 1 baglog cukup mendapat kira-kira 6-7 butir
bibit dan semakin banyak inokulum/bibit yang diberikan, pertumbuhan jamurnya
akan semakin cepat.
Baglog yang telah diinokulasi
ditandai dengan keterangan tanggal inokulasi pada salah satu bagian baglog
tersebut lalu disimpan di ruang gelap dan lembab kira-kira selama satu bulan.
Selama inkubasi sesekali kita bisa menyemprotnya dengan air bersih dalam
hand-sprayer untuk menjaga kelembaban. Apabila baglog sudah dipenuhi oleh
miselia jamur tiram putih, penutupan 100% maka baglog tersebut siap untuk
dipindahkan ke kumbung atau kamar mandi Anda. Namun apabila terdapat baglog
yang menunjukkan gejala kontaminasi, maka baglog tersebut harus segera
dimusnahkan dengan dibakar atau dikubur. Gejala kontaminasi blog antara lain,
adanya warna miselia selain putih khas miselia jamur tiram, pertumbuhan jamur
tidak normal arahnya misalnya dimulai dari bagian bawah baglog menuju ke atas baglog.
Secara normal, pertumbuhan jamur dimulai dari mulut baglog menuju bagian bawah
baglog menjauhi inokulum yang kita berikan.
Baglog yang telah dipindahkan ke
kumbung/kamar mandi selanjutnya dibuka tutup kapasnya agar oksigen bisa
merangsang pertumbuhan pin head jamur tiram. Pin head adalah salah satu stadia
awal pertumbuhan tubuh buah jamur. Pin head biasanya akan muncul berselang 1-
hingga 2 minggu setelah tutup kapas dibuka. Sejak tutup kapas dibuka,
penyemprotan dengan air bersih rutin dilakukan ke lingkungan penyimpanan
baglog. Jangan menyiram baglog terlampau basah karena justru dapat membuat
baglog tersebut menjadi busuk.
Pada minggu ke tiga inkubasi di
kumbung/kamar mandi normalnya kita dapat memanen jamur tiram segar. Cara
panennya dengan cara mencabut rumpun jamurnya hingga ke akar. Sisa bonggol yang
tertinggal di baglog dapat membusuk dan dapat menjalar ke seluruh bagian
baglog. Kalau semua langkah di atas bisa dicapai artinya pelajaran menumbuhkan
jamur tiram berhasil dilakukan. Sebaliknya jika mengalami kegagalan, jangan
kecewa dan tetaplah mencoba hingga berhasil. [dilo]