Jumat, 20 September 2013

Cara Mudah Menumbuhkan Jamur Tiram

Pernah menyangka Jamur Tiram bisa tumbuh di kamar mandimu? Tentu saja bisa. Suhu kamar mandi yang rendah serta kelembabannya yang tinggi adalah kondisi ideal bagi pertumbuhan jamur apalagi didukung intensitas cahaya yang relatif rendah. Bagi pemula yang ingin belajar menumbuhkan jamur tiram hal yang harus diperhatikan adalah tekun, sabar, dan selalu bekerja aseptis*. Untuk bisa bekerja secara aseptis tidaklah susah, hal ini merupakan keterampilan yang akan semakin baik jika sering dilatih. 
Untuk bisa melakukan penanaman jamur, tentunya kita membutuhkan bibit jamur tiram serta media tanamnya yang sudah disterilisasi. Disini saya akan berbagai pengalaman mengenai teknik pembuatan media tanamnya, proses inokulasi (penanaman) hingga proses panen jamur tiram. Alat-alat yang kita butuhkan untuk kegiatan ini adalah obeng, bunsen, handsprayer, cincin, baglog, sendok semen/sekop, pengukus dan kompor. Bahan pelengkap yang dibutuhkan meliputi karet gelang, plastik bening PP ukuran 17cmx40 cm dan kapas. Berikut salah satu komposisi media jamur tiram yang bisa digunakan untuk membuat kira-kira 6 baglog berukuran 1 kg: Serbuk Kayu Gergaji 4 kg, Bekatul 0,8 kg, Kapur 0,1 kg, Gips 0,1 kg, dan TSP sebanyak 25 g. 
Sebelum sampai pada proses pembuatan baglog, bahan serbuk kayu gergaji harus kita preparasi terlebih dahulu. Terkadang serbuk kayu gergaji yang kita peroleh berasal dari kayu yang sudah diberi pengawet dan juga masih mengandung zat tanin yang masih tinggi. Oleh karena itu, serbuk kayu yang demikian perlu direndam kurang lebih selama 2 hari agar pengawet dan taninnya dapat larut bersama air rendaman tersebut. Sehari sebelum digunakan, serbuk kayu tersebut kemudian dikeringanginkan agar tidak terlalu basah. Selain itu, pupuk TSP yang digunakan berbentuk tepung halus, jika masih berbentuk granule bisa dibantu dengan menggilingnya hingga halus.
Langkah pertama untuk membuat baglog jamur tiram adalah penimbangan bahan-bahan seperti serbuk kayu gergaji, bekatul, kapur, gips, serta tsp kemudian campur rata semua bahan. Langkah kedua adalah pemberian air bersih ke media tersebut hingga kelembaban medianya mencapai kira-kira 60%. Langkah ketiga adalah pemastian tingkat keasaman media menggunakan kertas pH. pH media yang diharapkan adalah 6. Setelah hal ini dilakukan, selanjutnya dilakukan pengemasan media ke dalam plastik PP masing-masing berisi 1 kg media. Media tersebut dipadatkan dengan cara sedikit di benturkan dasarnya ke lantai atau meja. Jika media sudah cukup padat, lalu diujung plastik dipasang cincing baglog yang dikencangkan posisinya dengan karet gelang lalu disumbat dengan tutup kapas. Kepala baglog yang terbuat dari kapas dibungkus dengan kertas bekas agar tidak basah dan menghindari kontak langsung kepala baglog dengan udara luar pasca sterilisasi. Dengan demikian baglog jamur sudah jadi dan tahap selanjutnya adalah sterilisasi baglog.
Sterilisasi baglog dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme kontaminan yang terkandung pada bahan media jamur yang kita gunakan. Sterilisasi baglog dilakukan dengan melakukan perebusan selama 8 jam menggunakan air bersih dan panas yang stabil. Setelah pengukusan, keluarkan baglog dari kukusan dan letakkan pada tempat yang bersih dan aman. Kini baglog yang dibuat telah steril dan siap untuk ditanam/diinokulasi.
Proses inokulasi merupakan kegiatan penanaman isolat berupa bibit jamur tiram ke baglog yang sebelumnya sudah disterilisasi. Dari semua tahap, tahap inilah yang memerlukan perhatian ekstra karena kegagalan paling besar disebabkan gagalnya mengeksekusi tahap ini secara benar. Namun hal ini memang perlu dilatih dan berpegang pada prinsip ‘ala bisa karena biasa’. Pekerjaan dilakukan secara aseptis di ruang yang tertutup. Meja kerja disemprot dengan alkohol 70% dan dilap dengan kain bersih/tissue. Nyalakan bunsen spiritus dan biarkan selama beberapa menit sambil kita menyiapkan bibit dan baglog yang akan diinokulasi. Bibit jamur dikemas dalam botol kaca bekas saus. Bibit jamur tiram putih biasanya terbuat dari jagung pipil, dan ketika telah ditumbuhi oleh miselia jamur tiram, butirannya akan cukup sulit untuk dipisahkan. Untuk itu, kita dapat memisahkan butirannya dengan bantuan obeng. Obeng yang digunakan terlebih dahulu disterilkan dengan alokohol 70% kemudian dipanaskan di atas bunsen. Biarkan hingga cukup dingin kemudian gunakan obeng itu untuk mengorek bibit jamur tiram tersebut hingga mudah untuk dituangkan. Jika sudah gunakan bibit tersebut untuk menginokulasi baglog steril tadi. 1 baglog cukup mendapat kira-kira 6-7 butir bibit dan semakin banyak inokulum/bibit yang diberikan, pertumbuhan jamurnya akan semakin cepat.
Baglog yang telah diinokulasi ditandai dengan keterangan tanggal inokulasi pada salah satu bagian baglog tersebut lalu disimpan di ruang gelap dan lembab kira-kira selama satu bulan. Selama inkubasi sesekali kita bisa menyemprotnya dengan air bersih dalam hand-sprayer untuk menjaga kelembaban. Apabila baglog sudah dipenuhi oleh miselia jamur tiram putih, penutupan 100% maka baglog tersebut siap untuk dipindahkan ke kumbung atau kamar mandi Anda. Namun apabila terdapat baglog yang menunjukkan gejala kontaminasi, maka baglog tersebut harus segera dimusnahkan dengan dibakar atau dikubur. Gejala kontaminasi blog antara lain, adanya warna miselia selain putih khas miselia jamur tiram, pertumbuhan jamur tidak normal arahnya misalnya dimulai dari bagian bawah baglog menuju ke atas baglog. Secara normal, pertumbuhan jamur dimulai dari mulut baglog menuju bagian bawah baglog menjauhi inokulum yang kita berikan.
Baglog yang telah dipindahkan ke kumbung/kamar mandi selanjutnya dibuka tutup kapasnya agar oksigen bisa merangsang pertumbuhan pin head jamur tiram. Pin head adalah salah satu stadia awal pertumbuhan tubuh buah jamur. Pin head biasanya akan muncul berselang 1- hingga 2 minggu setelah tutup kapas dibuka. Sejak tutup kapas dibuka, penyemprotan dengan air bersih rutin dilakukan ke lingkungan penyimpanan baglog. Jangan menyiram baglog terlampau basah karena justru dapat membuat baglog tersebut menjadi busuk. 
Pada minggu ke tiga inkubasi di kumbung/kamar mandi normalnya kita dapat memanen jamur tiram segar. Cara panennya dengan cara mencabut rumpun jamurnya hingga ke akar. Sisa bonggol yang tertinggal di baglog dapat membusuk dan dapat menjalar ke seluruh bagian baglog. Kalau semua langkah di atas bisa dicapai artinya pelajaran menumbuhkan jamur tiram berhasil dilakukan. Sebaliknya jika mengalami kegagalan, jangan kecewa dan tetaplah mencoba hingga berhasil. [dilo]
*) pekerjaan yang dilakukan dengan prinsip suci hama, steril

Mengenali Bibit Jamur Tiram Yang Berkualitas Baik

Untuk menghasilkan bibit jamur tiram yang baik harus diperoleh dari indukan yang memiliki pertumbuhan yang baik serta fisik yang sempurna. Hal ini diharapkan agar turunan yang dihasilkan serupa dengan sifat indukannya. Penggunaan bibit yang berkualitas baik adalah salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kualitas hasil panen baik dari segi berat, penampilan hingga daya tahan produk jamur itu sendiri.

Menurut pengalaman saya ada beberapa hal yang bisa menjadi parameter kita untuk menilai kualitas bibit jamur tiram yang baik antara lain:

  1. 100% Tidak ada kontaminasi
  2. Memiliki pertumbuhan miselia yang cepat dan tebal
  3. Berumur 2 hingga 3 minggu setelah inokulasi. Untuk masa pakai bibit, dalam jangka 1 bulan setelah inokulasi masih layak untuk ditanam. Lewat dari itu, kualitas bibit akan menurun.
  4. Memiliki identitas yang jelas mengenai indukan dan turunan ke berapa?

 Bibit yang akan digunakan untuk budidaya jamur tiram harus mutlak lulus keempat kriteria di atas. Apabila tidak, lebih baik kegiatan budidaya ditunda hingga mendapatkan bibit yang kita inginkan.[dilo]

Pengembangan Usaha Budidaya Jamur Sebagai Strategi Peningkatan Produksi Pangan dalam Negeri

Seiring dengan berkembangnya jaman dan melihat tren peningkatan jumlah penduduk Indonesia, luas lahan efektif untuk kegiatan pertanian kian menyusut. Lahan-lahan pertanian yang ada kini mulai banyak disulap menjadi daerah permukiman hingga tempat berdirinya gedung-gedung beton yang menjulang tinggi. Hal ini tentunya akan menjadi dilema bagi kita semua karena di satu sisi Indonesia harus menyediakan tempat tinggal yang layak bagi penduduknya sementara disisi lain Indonesia akan terancam tidak mampu memberi makan penduduknya karena hasil pertaniannya tidak mampu mencukupi kebutuhan bangsanya sendiri. Semoga ironi seperti ini tidak sampai terjadi karena kita tahu bahwa ketahanan pangan atau kemandirian pangan adalah bagian dari strategi pertahanan suatu negara. Selama ini kita terlena akan sanjungan Indonesia sebagai negara agraris, namun nyatanya impor hasil pertanian kita lebih besar daripada yang kita ekpor ke luar negeri. Kesenjangan inilah yang harus kita benahi agar kita mampu membangun kemandirian pangan sesegera mungkin.
Jamur konsumsi yang dikategorikan sebagai jenis sayuran merupakan potensi plasma nuftah yang dimiliki Indonesia namun belum tereksplorasi dengan maksimal. Jamur edible yang tidak hanya dapat dikonsumsi langsung tetapi juga dapat didiversifikasi menjadi jamur awetan hingga bahan campuran kosmetik dan obat-obatan. Dengan teknologi rekayasa lingkungan dengan biaya yang tidak terlalu besar, organisme non klorofil ini dapat dikembangkan secara massal. Saat ini budidaya jamur lebih dominan jumlahnya di pulau jawa dibanding dengan di pulau lain namun bukan berarti di pulau lain di Indonesia ini tidak memiliki peluang yang lebih baik.
Untuk tumbuh dan berkembang, jamur membutuhkan kondisi yang demikian:
Tempat
Budidaya jamur untuk komersil lebih baik dilakukan di dalam ruangan karena memudahkan kita untuk memanipulasi lingkungan. Bayangkan saja jika kita bisa mengembangkan hal ini lahan basah rawa bergambut. Artinya kita bisa memanfaatkan lahan gambut untuk pertanian dengan efektif tanpa harus mengeksploitasi gambut yang ada. Untuk daerah yang sering dilanda banjir pun jamur masih dapat dikembangkan karena budidaya jamur dilakukan di rak-rak yang cukup tinggi dan lebih aman dari banjir. Budidaya jamur di lahan marginal pun tetap bisa dilakukan.
Suhu & Kelembaban
Bagi jamur, suhu dingin dan kelembaban yang tinggi adalah yang paling ditunggu-tunggu. Batas toleransi minimalnya tergantung dari jenis jamur yang ditanam. Untuk jamur tiram putih sudah diuji masih tumbuh baik pada tingkat kelembaban 70% di Pontianak, Kalimantan Barat.  Kondisi iklim Khatulistiwa yang cukup panas masih memiliki keunggulan yaitu meratanya hujan sepanjang tahun. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan air bersih untuk perawatan jamur. Untuk budidaya di daerah panas seperti di Pontianak dan sekitarnya, penyiraman harus sering dilakukan untuk menjaga kelembaban dan suhu. Selain itu bisa dibantu dengan desain kumbung dengan sirkulasi udara yang baik.
Media
Media jamur pun kini bervariasi. Sebagian besar bahannya justru menggunakan limbah pertanian maupun industri mebel. Bahan yang biasanya digunakan sebagai media jamur antara lain jerami, bekatul, serbuk kayu gergaji, ampas tebu, dll. Kita bahkan dapat menemukan beberapa jenis dari bahan-bahan ini di hampir semua daerah di Indonesia.
Cahaya
Sebagai organisme non klorofil, jamur tidak memerlukan cahaya untuk berfotosintesis. Jamur diketahui bersifat sebagai saprofit. Selama inkubasi media, akan lebih baik jika dilakukan dalam kondisi gelap. Sedangkan dalam masa pertumbuhan tubuh buah, jamur tertentu membutuhkan sedikit biasan cahaya untuk meransang keluarnya pinhead (bakal tubuh buah jamur).
Pupuk & Pestisida
Budidaya jamur sangat memungkinkan untuk dilakukan secara organik. 100% tanpa pupuk sintetik dan 100% tanpa pestisida. Jika ada pun penggunaan pupuk relatif tidak begitu banyak jumlahnya.
Dengan sentuhan teknologi yang semakin berkembang saya yakin bahwa jamur dapat menjadi bagian komoditas andalan bangsa dalam menciptakan ketahanan pangan sekaligus peningkatan daya saing bangsa. [dilo]

Peluang Bisnis Jamur Tiram Putih

Produksi Jamur Tiram Putih di Kalimantan Barat hingga pertengahan tahun 2013 ini belum sanggup untuk mengimbangi permintaan yang terus meningkat. Jenis sayur-sayuran non klorofil ini kini mulai mendapat tempat di hati masyarakat Kalbar sebagai menu rutin keluarga. Harga jual jamur tiram putih di pasaran lokal dapat mencapai 35 ribu rupiah  hingga 40 ribu rupiah relatif cukup tinggi. Meskipun demikian harga yang dibayarpun setara dengan manfaat kesehatan yang diterima ketika mengkonsumsi jamur ini. Untuk Anda yang sedang berminat berinvestasi di bidang pertanian, jamur tiram putih bisa menjadi komoditas yang menarik untuk dikembangkan.[dilo]

Cara Pesan Bibit Jamur Tiram

Bagi yang berminat untuk membeli starter nata de coco (Acetobacter xylinum) dan bibit jamur tiram putih (Pleorotus ostreatus), bisa menghubungi saya di no contact 085752109318 atau email saya di mikrokultursejahtera@yahoo.com. Pembibitan dilakukan menggunakan indukan yang berhasil tumbuh dan beradaptasi dengan lingkungan alam Kalimantan Barat. Pemesanan minimal 2 minggu sebelum pengambilan barang.